AREANEWS.ID, Sumenep – Wacana pembangunan kembali kereta api di Pulau Madura terus mengemuka. Bahkan rencana pembangunan ini telah direspon Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah ketika berkunjung ke Kabupaten Sumenep, Jawa Timur beberapa hari lalu.
Reaktivasi kereta api dianggap perlu untuk mempermudah muda transportasi masyarakat. Termasuk pula untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pulau garam.
Namun, pandangan berbeda disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumenep, Hairul Anwar. Menurutnya, reaktivasi kereta api tidak terlalu dibutuhkan masyarakat. Mengingat kereta api untuk jarak jauh. Sementara di Madura jarak pendek.
Dia menjelaskan kereta api dibangun pada masa kolonial. Pada waktu itu, kurang pilihan pilihan angkutan darat. Tidak seperti saat ini. Jadi waktu itu pemerintah kolonial membangun kereta api untuk mengkoneksikan bagian barat dan timur Madura.
“Jadi kalau reaktivasi kereta api untuk saat ini sulit sekali. Karena lahan-lahan itu ada di persimpangan jalan. Jadi yang paling dibutuhkan di Madura adalah jalan arteri nasional,” kata Hairul Anwar pada Senin, 6 Januari 2023.
Jalan arteri nasional, sambung pria yang karib disapa Hairul, yang memenuhi syarat untuk kendaraan-kendaraan besar. Berdasarkan analisa dia, justru yang jadi masalah banyaknya kendaraan besar yang masuk ke Madura pasca pembangunan Jembatan Suramadu. Jadi di situ yang menjadi salah satu penghambat.
“Jadi di Madura itu seharusnya dilakukan pelebaran jalan seperti di Leces Probolinggo. Karena persoalannya sama,” ujarnya.
Dari pada mengaktifkan kembali kereta api, justru dia mengaku lebih setuju mengaktifkan kembali pelabuhan-pelabuhan yang ada di Madura. Karena sebenarnya pelabuhan di Madura sudah tersedia mulai pelabuhan Kamal, pelabuhan di Sampang dan juga pelabuhan Kalianget di Sumenep.
“Jadi truk-truk besar itu menggunakan jalur laut. Kapal-kapal itu diaktifkan. Karena paling truk dalam sehari di Madura sekitar 100. Secara biaya transportasi akan lebih murah lewat kapal,” katanya.
Sementara saat disinggung dampak reaktivasi kereta api secara ekonomi dan budaya masyarakat Madura, pengusaha muda ini memprediksi tidak akan laku. Bahkan kalau pun laku hanya untuk pariwisata.
“Bus saja (penumpangnya) menurun drastis. Apalagi kereta api yang sekali berangkat bisa ratusan orang,” terangnya sambil tersenyum.
Penulis: Hokiyanto
Editor: Qatrunnada