Apakah Pasangan Anda Hiperseks? Inilah Ciri-cirinya

Ilustrasi

AREANEWS.ID – Hiperseks merupakan hubungan seksual di atas rata-rata atau kecanduan seks yang sulit untuk dikendalikan. Hiperseks bisa digolongkan ke dalam gangguan yang disebut kecanduan seks.

Kenapa disebut kecanduan? Karena merupakan perilaku yang sulit dikontrol sampai berdampak negatif terhadap kesehatan, pekerjaan, relasi dengan orang lain, dan aspek-aspek kehidupan lainnya.

Bacaan Lainnya

Lalu seperti apa ciri-ciri orang yang mengalami hiperseks? Sebagaimana dikutip dari laman Kompas.com pada Sabtu, 9 Oktober 2021, inilah ciri-ciri orang yang kecanduan seks:

 Ketidakmampuan untuk menahan dorongan seksual.

Tidak mampu menghormati batasan yang diterapkan oleh orang yang menjadi obyek dorongan seksualnya.

Terobsesi untuk menarik hati orang lain, sensasi jatuh cinta, dan memulai relasi romantis yang baru. Akibatnya, penderita selalu gagal dalam menjaga hubungan dengan pasangan.

Tidak adanya keterikatan ketika melakukan hubungan intim, sehingga tidak mampu memberi kepuasan emosional.

Merasa sangat terdorong untuk melakukan aktivitas seks tertentu.

Merasakan hilangnya perasaan tertekan setelah melakukannya, tetapi sekaligus merasa malu dan menyesal.

Terus melakukan aktivitas seksual meskipun ada konsekuensi yang serius dari aktivitas tersebut, seperti tertular infeksi menular seksual, putus hubungan dengan pasangan, menjadi skandal di tempat kerja, bahkan terlibat masalah hukum.

Menghabiskan waktu dan tenaga yang berlebihan hanya demi memenuhi dorongan seksual dan memenuhi fantasi seksual yang intens.

Mengorbankan relasi sosial, pekerjaan, atau aktivitas rekreasi yang lain demi memenuhi dorongan seksual.

Ketika dorongan seksual tidak terpenuhi, timbul perasaan cemas, tertekan, gelisah, bahkan perilaku agresif.

Menggunakan aktivitas seksual sebagai pelarian dari masalah-masalah lain, misalnya kesepian, depresi, stres, dan kecemasan.

Pengidap hiperseks, baik wanita maupun pria, umumnya tidak menyadari bahwa dirinya menderita gangguan tersebut.

Oleh karena itu, butuh bantuan dari orang-orang di sekitarnya untuk menyadarkan penderita dan membujuknya untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis jiwa atau psikolog. Agar persoalan mereka bisa tertangani dengan baik.

 

Sumber: Kompas.com
Editor: Qatrunnada

Pos terkait