AREANEWS.ID, Jember – Anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kabupaten Jember, Jawa Timur selama ini dinilai kurang produktif dalam mengelola uang kiriman hasil orang tua yang bekerja di luar negeri.
Mereka cenderung membelanjakan barang yang kurang bermanfaat. Hasil kerja orang tua di luar negeri tidak dikembangkan di Jember. Akibatnya, para PMI setelah pulang ke kampung halaman, hanya dalam hitungan beberapa bulan hasil kerjanya bertahun-tahun habis. Sehingga mereka tidak betah dan kembali lagi ke negeri orang.
Persoalan ini mendapat perhatian pemerintah daerah. Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jember berencana untuk memberdayakan anak dari PMI. Mengingat cukup banyak warga Jember yang bekerja di luar negeri, khususnya Malaysia.
“Selama ini saya lihat beberapa dari mereka (anak PMI) terkesan hanya happy-happy dengan uang kiriman orang tua,” kata Kepala Disnaker Jember, Bambang Rudiyanto, Selasa, 12 April 2022.
Diketahui, PMI ini adalah istilah pengganti TKI yang resmi digunakan oleh Pemerintah Indonesia. Sementara TKI adalah sebutan lama yang berlaku sebelum terbitnya Undang-Undang (UU) Nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.
Dari itu, sambung Bambang, pihaknya akan mengadakan sejumlah pelatihan guna menggali dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh anak PMI.
Tak hanya itu, Disnaker juga bersedia menyediakan fasilitas sebagai wadah penyaluran bakat dan minat anak PMI, agar dapat dimanfaatkan untuk hal yang lebih baik.
“Kita adakan pelatihan-pelatihan nanti, misal pelatihan barista. Kita buatkan kafe, agar mereka mengelolanya,” ujarnya.
Tidak hanya menekan kenakalan remaja, langkah tersebut diharapkan mampu meningkatkan Pendapat Asli Daerah (PAD) Jember. “Nanti ini harapannya juga bisa meningkatkan PAD Jember,” pungkasnya.
Penulis: Mukhlisah
Editor: Qatrunnada