AREANEWS.ID, Sumenep-Pemerintah perlu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Pasalnya, angka putus sekolah di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur relatif tinggi.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Sumenep, angka siswa putus sekolah pada sejumlah jenjang pendidikan mencapai 238 orang di tahun ajaran 2020.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik), Muhamad Saedi menjelaskan, 238 siswa putus sekolah tersebut, meliputi
47 siswa Sekolah Dasar (SD), 88 siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI), 42 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 61 siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs).
“Tingginya angka putus sekolah bukan faktor ekonomi atau tidak punya biaya, tetapi lingkungan dan keluarga, sebab masing-masing lembaga sudah ada BOS (Bantuan Operasional Sekolah),” ujarnya, pada Jumat, 16 April 2021.
Selain hal itu, sambung mantan PLT Kepala Dinas Pendidikan di Kota Keris itu, sebagian orang tua siswa memindahkan anaknya ke pendidikan pesantren dan keluar dari sekolah formal.
Dari itu, pihaknya mendorong agar sekolah melakukan pendekatan secara persuasif, baik kepala siswa maupun wali siswa. Agar tidak ada lagi siswa yang putus sekolah, mengingat pentingnya pendidikan untuk masa depan mereka.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS), Ahmad Suhaidi mengaku menyesalkan tingginya angka putus sekolah di kabupaten yang terdiri dari 126 pulau.
Dia menegaskan, agar semua pihak terutama Pemkab melalui Dinas Pendidikan memiliki tanggung jawab menekan tingginya anak putus sekolah termasuk pemerintah desa.
“Disdik harus melakukan terobosan dengan meningkatkan layanan pendidikan, sebab saat ini masyarakat mulai cerdas dengan memiliki pendidikan yang bagus untuk anaknya,” katanya.
Reporter: Hokiyanto
Editor: Qatrunnada