AREANEWS.ID, SUMENEP – Komisi II DPRD Sumenep, Jawa Timur dengan tegas meminta supaya penggarapan tambak garam di pesisir pantai Gersik Putih, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur dihentikan sementara.
Pasalnya, pembangunan tambak dengan mengalih fungsi pantai itu masih berpolemik antara warga yang menolak dengan pemerintah desa setempat beserta investor.
Komisi yang menangani masalah ekonomi dan aset itu menilai penggarapan tambak garam tersebut berpotensi konflik. Sebab, warga terus melakukan beberapa upaya untuk menggagalkan rencana pembangunan tambak garam. Terakhir warga mengadu ke Komisi II DPRD setempat.
”Sebelum persoalannya clear antara yang pro dan kontra. Maka kami minta untuk dihentikan sementara biar tidak ada bentrok. Jangan memaksa dalam situasi seperti ini,” kata Ketua Komisi II DPRD Sumenep, Zubaidi, Kamis 16 Maret 2023.
Pemerintah desa dan investor ngotot untuk menggarap lahan garam di pesisir pantai Desa Gersik Putih, meski banyak penolakan dari masyarakat lokal. Barang material untuk pembangunan tambak telah didatangkan ke lokasi yang akan diharap.
”Kemarin, menurut pengaduan warga juga dilakukan pengukuran atau memasang patok. Dan ketika meterial datang, digeruduk oleh warga. Ini berarti sudah tidak kondusif, memanas terutama antara warga dan Desa,” ujarnya.
Polisitisi PPP ini berjanji akan berkordinasi dengan Polres Sumenep supaya potensi konflik soal penggarapan tambak garam di Gersik Putih. Polres diharapkan memerintahkan jajarannya di Polsek untuk berkordinasi dengan desa supaya menghentikan penggarapan lahan tesebut, selama masih berpolemik dengan warga.
”Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) juga harus turun tangan untuk menertibkan, apalagi kabarnya belum ada ijinnya,” pintanya.
Diketahui, rencana pembangunan tambak garam dikawasan pesisir pantai Desa Gersik Putih bersama Investor ditolak warga. Alasannya, rencana tersebut akan berdampak buruk baik secara ekonomi maupun lingkungan sekitar.
Warga juga telah menyampaikan pernyataannya untuk menolak pembangunan tambak tersebut, tapi pemerintah desa tetap ngotot untuk melakukan penggarapan. Audiensi ke balai desa dan aksi unjuk rasa di lokasi yang akan digarap juga telah dilakukan.
Penulis: R. Hidayat
Editor: Hokiyanto