AREANEWS.ID, Sumenep – Pernyataan yang tidak selayaknya disampaikan Camat Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Joko Suwarno yang menyuruh 16 kepala desa (Kades) di wilayahnya untuk mencuri sapi milik warga yang tidak mau divaksin terus mendapat sorotan.
Akademisi, Wildan Rasaili mengatakan, sejak beredarnya video 30 detik yang viral, semua mengecam Camat Batang-batang. Semua ingin mengadili. Seolah olah ia arogan dan paling bersalah.
“Padahal menurutku, Pak Camat hanya korban target persentase vaksinasi dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, tanpa melihat psikologi masyarakat, tanpa mengevaluasi layanan nakes, dan tanpa mempersiapkan dampak dari vaksinasi,” katanya kepada AreaNews.id pada Selasa, 17 Agustus 2021.
Kandidat doktor membeberkan, target vaksinasi Jawa Timur pada pertengahan Agustus 75%, sementara pada awal agustus baru mencapai 24%. Pada waktu yang sama, Sumenep baru mencapai 4,79 persen.
Maka memungkinkan semua elemen birokrasi berupaya semaksimal mungkin meningkat persentase vaksin guna mencapai herd immunity.
Camat Batang-batang memang salah, sambung mantan mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jogja, karena seolah tidak punyak kemampuan komunikasi publik yang baik. Tetapi substansinya jika harus disalahkan adalah target vaksinasi nasional yang memaksakan kebebasan integraty imunity individu demi kesehatan sosial.
Demi kesehatan sosial, pemerintah seakan berhak mengabaikan kebebasan kesehatan individu. Pemerintah dapat saja merampas hak kesehatan individu tetapi harus memaksimalkan sosialisasi vaksinasi, kualitas pelayanan nakes dalam melakukan vaksinasi, dan antisipasi pada pasca vaksinasi.
“Jika ketiga itu tidak disiapkan maka sesungguhnya yang paling arogan buka bapak camat tetapi Pemerintah Pusat,” tegas pemuda asal Batang-batang.
Diketahui, dalam video yang beredar melalui media sosial facebook dan whatssap, sejak Minggu, 15 Agustus 2021, terlihat Camat duduk bersama Kapolsek dan Danramil setempat serta tokoh masyarakat dalam rapat koordinasi sebagaimana tertulis di spanduk yang dipasang di belakang mereka. Rapat tersebut diselenggarakan pada Jumat, 13 Agustus 2021.
“Kelebunnya takut dengan masyarakat. Tako’ ta’ epele pole 2025 atau 2026. Itu kan masih lama. Kelebun punya kartu as. Punya (kartu) sakte. Keco’ sapena, cakna bupati, sampe’ begitu. Keco’ sapena mon oreng se ta’ endha’ evaksin.” kata Suwarno dalam video dengan durasi 30 detik.
(Kepala desanya takut dengan masyarakat. Takut tidak dipilih lagi pada 2025 atau 2026. Itu kan masih lama. Kepala desa punya kartu As. Kartu sakti. Curi sapinya, kata Bupati. Sampek begitu. Curi sapinya kalau orang itu tidak mau divaksin).
Sementara itu, Joko Suwarno membenarkan bahwa video tersebut merupakan dirinya. Namun, pernyataan agar kepala desa mencuri sapi itu hanya guyonan.
“Itu hanya guyonan yang saya sampaikan di hadapan Pak Kapolsek, Pak Danramil. Tidak mungkin saya menyuruh kepala desa mencuri sapi warganya,” kilahnya.
Reporter: Hokiyanto
Editor: Qatrunnada