Efek Wabah, Omzet Pengrajin Batik di Pamekasan Terjun Bebas

Para pengrajin batik di Pamekasan (Arifin/AreaNews.id)

AREANEWS.ID, Pamekasan – Wabah Covid-19 yang tidak kunjung selesai berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat. Salah satunya dirasakan seorang pengrajin batik asal Desa Pagendingan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Sri Wahyuni Fatmawati.

Perempuan 35 tahun itu mengaku para pengrajin batik Madura terkena dampaknya. Termasuk dirinya. Sejak adanya pandemi, omset batik terjun bebas.

Bacaan Lainnya

“Sebelum pandemi, pendapatan bersih bisa sampek 10 Juta. Kalau sekarang maksimal 5 jutaan, itu pun sulit,” terangnya pada Selasa, 22 Juni 2021.

Meski demikian, sambung pengusaha muda, tidak membuatnya putus asa. Tetapi justru malah memacu untuk lebih berinovasi dengan memanfaatkan media sosial dalam memasarkan produknya.

“Rata-rata yang kita pasarkan 80 persen itu secara online dan 20 persennya offline. Ya, belajar dari pandemi itu tadi. Sebelum pandemi, kita memasarkan produk batik ini terbalik, 80 persen offline, 20 online,” ujarnya.

Lebih lanjut Yuni menjelaskan, membatik bukan semata sebagai tujuan ekonomi keluarga. Tetapi, membatik merupakan salah satu budaya yang harus dijaga kelestariannya. Membatik telah dilakoni keluarganya secara turun-temurun semenjak jaman penjajahan Belanda.

“Diakui atau tidak, anak muda jaman sekarang sudah bisa dihitung yang bisa membatik. Berbeda dengan dulu, yang rata-rata masyarakat di sini semuanya (bisa) membatik,” tuturnya.

Alumni kebidanan itu memilih untuk memaksimalkan produksi dengan mengembangkan kain batik tulis dengan tema-tema klasik yang menarik.

“Untuk produksi memang kita memaksimalkan tema-tema klasik, agar kekhasan batik yang memang asli di sini tetap bertahan. Kecuali memang ada pesanan,” tukas Yuni.

Reporter:Arifin
Editor: Qatrunnada

Pos terkait