Pasca Bertengkar Bersama Pasangan Gairah Seks Tinggi, Ini Faktornya

Ilustrasi (Popmama.com)

AREANEWS.ID – Pertengkaran dalam rumah tangga sering kali terjadi. Tidak ada pasangan dalam rumah tangga yang tidak pernah bertengkar. Tetapi, bertengkar dengan tetap saling menjaga perasaan pasangan. Jangan sampai pertengkaran menyebabkan perpisahan dalam rumah tangga yang dibangun atas nama cinta.

Para Milenial tahu nggak? Pertengkaran menjadi bumbu untuk menambah romantisme keluarga. Buktinya, usai bertengkar pasangan kemudian lebih sayang kepada pasangannya. Lebih romantis dan berakhir dengan hubungan seks yang panas.

Bacaan Lainnya

Inilah penyebab pasangan lebih terangsang pasca bertengkar sebagaimana dikutip dari laman cnnindonesia.com pada Selasa, 24 Agustus 2021:

1. Lonjakan Hormon

Saat bertengkar, hormon-hormon seperti testosteron, adrenalin, dan kortisol semua melonjak. Jenni Skyler, seksolog, mengatakan saat kortisol dilepaskan akibat stres, tubuh dan pikiran bisa merindukan kedekatan yang didapat dari aktivitas seks.

Sementara itu terapis seks dan hubungan, Andrew Aaron mengungkapkan orgasme dan kesenangan meningkatkan serotonin, dopamin, adrenalin dan oksitosin. Artinya, hormon yang dilepaskan saat kesal membuat Anda puas, perasaan berkuasa dan meningkatkan rasa aman, semua kombinasi ini menimbulkan gairah. Sebuah klimaks jadi penutup sempurna.

2. Naluri Bertahan Hidup

Gairah tak jarang membuat dua orang yang usai berdebat mengakhiri ‘debatnya’ di ranjang. Megan Fleming, psikolog dan terapis seks, berkata kebutuhan akan seks berhubungan dengan naluri bertahan hidup manusia.

“Sistem keterikatan kita diaktifkan selama pertengkaran. Saat kita berselisih, ada rasa terancam. Ini mengaktifkan naluri ‘lawan’ atau ‘lari’ kita. Berdebat memang menggairahkan secara fisiologis, seperti halnya ketakutan dan kegembiraan, sehingga tubuh dihidupkan, ada peningkatan detak jantung, pernapasan dan aliran darah,” jelas Fleming mengutip dari Huffington Post.

3. Kecemasan dan Gairah

Gairah dan kecemasan adalah dua sensasi yang saling bersaudara. Keduanya sama-sama mampu meningkatkan detak jantung, aliran darah dan napas.

“Saat kita berada di bawah stres, seperti stres akibat pertengkaran, sistem saraf simpatik kita terangsang,” jelas relationship coach, Michele Lisenbury Christensen, mengutip dari Cosmopolitan.

Hal ini berujung pada respons ‘lawan atau lari’ (fight or flight), membuat tubuh penuh energi dan termotivasi untuk mengambil tindakan. Apa lagi cara yang lebih baik untuk menumpahkan energi?

4. Ada Preferensi Terhadap Sadomasokis

Rasa sakit, tak selalu membawa derita. Perkelahian, adu argumen dengan pasangan memang bikin kesal, sakit, memicu amarah. Namun ini bisa merangsang fantasi seksual sadomasokis. Gail Saltz, psikiater, menjelaskan sadomasokis adalah kondisi orang yang mendapatkan kenikmatan seksual dari menyakiti atau menerima rasa sakit.

5. Jalan untuk Mengatasi Trauma

Pengalaman traumatis dengan nuansa pertengkaran atau kemarahan kadang bisa dihubungkan dengan gairah seksual. Skyler berkata secara psikologis, saat bertengkar dengan pasangan, ini memicu atau menyentuh bagian sistem memori.

 

Sumber: cnnindonesia.com
Editor: Qatrunnada

Pos terkait