AREANEWS.ID, SUMENEP – Ribuan sorot mata fokus menyaksikan siswa yang memakai gamis hitam kombinasi putih. Tak ada suara selain lantunan ayat-ayat puitis yang mengiringi acara sungkeman wisuda Tahfidzul Qur’an siswa Yayasan Raudlatul Mustarsyidin.
13 wisudawan Tahfidzul Qur’an tak kuasa menahan tangis haru ketika sungkem kepada perempuan yang melahirkan duduk di atas kursi. Sikap bakti mereka disaksikan lelaki yang sehari-hari bekerja keras untuk bisa membiayai pendidikan anak-anaknya. Bapak dari masing-masing wisudawan berdiri tepat di belakang ibu dengan suasana hati haru.
Tidak hanya wisudawan, ibu dan bapaknya tak kuasa menahan air mata. Serban yang baru saja dikalungkan di leher ayah jadi saksi, menyeka air yang mengalir terus tak henti. Suasana makin hening. Ribuan undangan yang hadir larut dengan suasana. Mereka tak sadar menitikkan air di kelopak matanya.
Begitupun Ketua Yayasan Raudhatul Mustarsyidin, Desa Longos, Kecamatan Gapura, Sumenep, Jawa Timur, K. Sumahwa yang mewisuda mereka ikut terharu. Perasaannya berkecamuk. Siswa yang selama ini Ia didik berhasil menghafal Al-Qur’an. Masing-masing ada yang satu juz dan sebagian dua jus. Dari 13 wisuda Tahfidzul Qur’an, empat santri hafal dua juz dan sembilan lainnya hafal satu juz, yaitu juz Amma.
“Tahfidzul Qur’an ini merupakan program unggulan. Di samping terdapat beberapa program yang lain, seperti Pramuka dan lainnya,” kata K. Sumahwa pada Minggu, 29 Juni 2025 malam.
Pria yang sekaligus pendiri lembaga pendidikan yang kini berusia genap 26 tahun, lebih lanjut mengingatkan, para santri tetap semangat menghafal. Baik yang diwisuda maupun yang belum diwisuda. Pasalnya, terdapat 33 santri yang ikut program Tahfidzul Qur’an.
“Tetap semangat menghafal Al-Qur’an. Bagi yang lulus terus menjaga hafalannya. Dan bagi yang belum lulus jangan berkecil hati,” sarannya.
Sementara itu, pembimbing program Tahfidzul Qur’an, Ustaz Khairul Umam menambahkan, tahfidz ini diadakan sejak 2023 lalu. Awalnya, para guru khawatir terhadap perkembangan siswa di tengah perkembangan zaman yang mulai jauh dari ajaran Al-Qur’an.
“Dari itu muncul program Tahfidzul Qur’an. Tujuannya, kami ingin menciptakan siswa-siswi yang tidak hanya mampu menghafal Al-Qur’an. Tetapi mampu mengamalkan isi Al-Qur’an. Menjadi siswa yang Qur’ani,” katanya.
Diketahui, wisuda Tahfidzul Qur’an merupakan rangkaian acara bertajuk “Haflatul Imtihan ke-26 Yayasan Raudhatul Mustarsyidin”. Program tahunan ini diawali dengan perkemahan, perlombaan, wisuda siswa kelas akhir, pengajian umum, karnaval, dan terakhir malam pentas seni.
Penulis: Hokiyanto
Editor: R. Hidayat