Penduduk Miskin di Sumenep Lebih dari 200 Ribu Jiwa

Kepala BPS Sumenep, Ribut Hadi Candra saat ditemui di ruang kerjanya. Foto: Hokiyanto/AreaNews.id

AREANEWS.ID, SUMENEP – Angka kemiskinan di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur masih tinggi. Buktinya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 206.020 warga masuk kategori miskin atau hidup di bawah garis kemiskinan.

Kepala BPS Sumenep, Ribut Hadi Candra menjelaskan bahwa apabila membaca perkembangan kemiskinan di kabupaten yang beberapa waktu lalu viral dengan kampung sultan, sejak beberapa tahun lalu tidak bergeser dari angka 20 persen.

Bacaan Lainnya

Buktinya, pada 2018 angka kemiskinan 20,18 persen, 2019 angka kemiskinan 19,48 persen, 2020 penduduk miskin sempat turun dengan angka 20,18 persen, 2021 justru naik sebanyak 20,51 persen dan pada 2022 nurun 18,76 persen.

“Data di kami pada 2022 sebesar 18,76 persen,” kata Ribut Hadi Candra pada Selasa, 4 Juli 2023.

Perlu diketahui, penduduk miskin merupakan penduduk dengan
pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Pada tahun 2022, rata-rata nilai garis kemiskinan (GK) di Kabupaten Sumenep tercatat sebesar Rp 427.882 per kapita per bulan.

Angka ini mengalami kenaikan 6,71 persen dibandingkan nilai GK pada Maret 2021 lalu. Kenaikan GK sangat dipengaruhi oleh meningkatnya harga-harga kebutuhan konsumsi masyarakat.

“Tetapi membahas persoalan kemiskinan itu bukan hanya membahas jumlah dan prosentase penduduk miskin. Namun juga harus diperhatikan dimensi lainnya, yakni tingkat kedalaman kemiskinan dan tingkat keparahan kemiskinan,” ungkap Ribut.

Menurutnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingka kemiskinan di kabupaten dengan lambang Kuda Terbang tersebut. Di antaranya peningkatan mobilitas masyarakat pasca penanganan Covid-19.

Kemudian adanya curah hujan di musim kemarau yang menyebabkan lahan masih bisa ditanami padi. Sehingga, sektor pertanian yang mendominasi lapangan usaha mendapatkan keuntungan ekonomi dari musim kemarau basah.

“Selain itu adanya penyaluran berbagai program bantuan sosial baik berupa perlindungan kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, UMKM, ini memberikan dampak positif menjaga daya beli masyarakat,” tukasnya sambil tersenyum.

Penulis: Hokiyanto
Editor: Qatrunnada

Pos terkait