AREANEWS.ID, BONDOWOSO – Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur melalukan deklarasi inklusi dengan melibatkan ratusan peserta. Termasuk pula memberikan penghargaan dan menetapkan lima desa sebagai desa inklusi pada Senin 10 Juni 2024.
Dari 300 peserta terdiri dari 200 anak yatim piatu dan 100 disabilitas. Mereka juga mendapatkan sejumlah bantuan. Serta lima desa dilima kecamatan menjadi pilot project desa inklusi. Di antaranya Desa Gubrih, Kecamatan Wringin, Desa Suco Lor, Kecamatan Maesan, Desa Jetis Curahdami, Desa Pasarejo Wonosari, dan Desa Pejaten Kecamatan Bondowoso.
Pj Bupati Bondowoso, Bambang Soekwanto meminta Dinas Sosial juga menjalin kolaborasi dengan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Ketenagakerjaan (DPMPTSP dan Naker). Supaya disabilitas dan PPKS lainnya dibekali keterampilan kerja.
“Termasuk juga berkolaborasi dengan Diskoperindag (Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan) untuk mendapatkan bantuan alat usaha,”tegasnya.
Lebih lanjut pihaknya meminta camat agar jangan sampai ada warga yang kelaparan, lansia yang terlantar, dan rumah warga tidak layak huni.
Camat diminta segera melapor jika ada rumah warga tidak layak huni. Ia juga berharap Pemkab punya satu data terkait rumah tidak layak huni.
“Kegiatan ini sebagai wujud komitmen untuk mendukung desa inklusi. Terima kasih kepada para camat, kepala desa dan Dinsos P3AKB,”tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Anisatul Hamidah mengaku menggelar bimbingan fisik mental spiritual dan sosial.
“lima desa tersebut sudah melalui asesmen terintegrasi. Dinsos terus berkomitmen untuk memberikan penanganan pada disabilitas, lansia terlantar dan PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) lainnya,” terangnya.
Jika terdapat lansia terlantar maka Dinsos memastikan mereka memiliki KTP dan KK, jika tidak maka difasilitasi dan bekerja sama dengan Dispendukcapil. “Kalau lumpuh maka dilakukan perekaman di tempat,” kata dia.
Jika mereka warga miskin, maka akan ditanya apakah mereka masuk DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) atau tidak, punya KIS atau tidak. “Jika tidak kemudian akan diusulkan agar bisa menerima bansos,” terang dia.
Dinsos berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti Dinas Kesehatan, Satpol PP, tiga pilar desa, RSUD dan pihak terkait lainnya.
Ia berharap, melalui desa inklusi ini penanganan terhadap disabilitas, lansia dan PPKS lainnya bisa ditangani dengan baik.
“Bimbingan hari ini bertujuan agar mereka tetap optimistis dan tidak menyerah dalam meraih masa depan,” tukasnya.
Penulis: Abdur Rakib
Editor: Hokiyanto