Ratusan Anggota PSHT Tolak Pembongkaran Tugu

Panglima PSHT Cabang Jember, Fajar Sukmono saat orasi di depan tugu yang hendak di bongkar di Kecamatan Pakusari, Jember. Foto: dwisugestimega/Areanews.id

AREANEWS.ID, JEMBER– Ratusan massa yang tergabung dalam perguruan Pencak Silat Setia Hati Teratai (PSHT) menggelar aksi. Mereka tegas menolak pembongkaran salah satu tugu perguruan yang ada di Kecamatan Pakusari, Jember Jawa Timur pada Senin, 28 Agustus 2023

Ratusan massa yang mengenakan seragam lengkap perguruan itu memblokade jalan sehingga menyebabkan kemacetan yang cukup panjang di sepanjang jalan nasional Jember-Banyuwangi.

Bacaan Lainnya

Pembongkaran tugu dilakukan sesuai arahan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jatim yang mengeluarkan surat agar tugu perguruan silat di daerah dibongkar. Hal ini tertuang dalam Surat Imbauan Nomor 300/5984/209.5/2023 terkait Penertiban/Pembongkaran Tugu Perguruan Silat di Daerah.

“Robohkan dulu orang-orangnya lalu silahkan robohkan tugu ini. SH Teratai itu salah apa, kami mendukung penuh terhadap pemerintahan. Kalau pun tugu ini harus roboh, tugu perguruan lain juga harus rata,” ujar panglima PSHT Cabang Jember Fajar Sukmono dalam orasinya.

Diketahui, terdapat tiga titik lokasi tugu yang dimbau untuk dilakukan pembongkaran yakni, tugu di wilayah Pakusari, Kaliwates serta Bangsalsari karena dinilai tanah yang digunakan adalah tanah milik negara.

“Kami diberi dua pilihan, membongkar total tugu atau menutupi/mengganti logo perguruan yang ada pada tugu dengan lambang pancasila,” tutur Waka Tiga PSHT Jember, Heri Sugiono

Di dua lokasi yang lain, lanjut Heri, setuju untuk diganti dengan lambang pancasila dan garuda, dan yang dihancurkan hanya di wilayah Pakusari.

Sementara itu, salah seorang partisipan aksi, Muhammad Fadil menekankan bahwa dirinya menolak adanya pembongkaran tugu ini.

“Kami berusaha untuk mempertahankan tugu ini untuk tidak di bongkar, bukan masalah biaya tapi ini tugu pertama di Pakusari yang dibangun tahun 2014,” katanya.

Penulis: Dwi Sugesti Mega
Editor: Hokiyanto

Pos terkait