Ibu, Anak dan Masa Depan Bangsa

Penyair ternama Hafiz Ibrahim mengemukakan “al Ummu Madrasatul ula, iza a’adadtaha al’dadta sya’ban thayyibal a’raq”. Artinya: ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya, jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.

Tidak berlebihan jika penyair itu menyampaikan ungkapan sedemikian rupa. Sosok ibu diberikan kodrat menstruasi, hamil melahirkan dan menyusui. Betapa seorang perempuan yang terkadang dianggap lemah ternyata dianugerahi Allah kodrat-kodrat yang tidak bisa dilakukan laki-laki.

Bacaan Lainnya

Sejak seorang perempuan dinyatakan hamil, ada amanat baru. Janin calon penerus bangsa ada di dalam rahimnya. Pola hidup dan pola asuh ibu selama janin di kandungan turut mempengaruhi perkembangan janin itu.

Membicarakan ibu yang mengandung kemudian melahirkan dan mengasuhnya tentu sangat panjang prosesnya. Banyak hal yang dipelajari anak dari sang ibu. Maka, tak berlebihan jika penyair ternama Hafiz Ibrahim menyebutkan ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya.

Di Indonesia, peringatan Hari Ibu dilaksanakan setiap 22 Desember. Peringatan itu dideklarasikan kali pertama pada 22 Desember 1928 dalam Kongres Perempuan Indonesia di Yogyakarta. Pada tahun 2020 ini, bertepatan pada Rabu (22/12).

Ibnu Basyar (2020) dalam bukunya Menjadi Bijak dan Bijaksana 2, menyebutkan ada banyak problem ibu yang perlu diadvokasi, misalnya aturan pemerintah agar cuti terhadap karyawan menyusui diperpanjang atau pencegahan ibu meninggal saat melahirkan. ketika mendekati hari Ibu, semua perangkat untuk bersosialisasi mendapatkan momentumnya untuk diarahkan membahas soal ibu. Bicara hari Ibu, bukan hanya bagaimana seorang anak berterima kasih kepada wanita yang mengasuhnya, melainkan juga bagaimana agar Ibu semakin berdaya dan diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat.

Ibu sering disebut-sebut sebagai tiang negara. Sebab, ibu sebagai sosok yang banyak berperan dalam kehidupan awal-awal anak yang akan menjadi generasi penerus Bangsa. Ibu harus banyak mendapat dukungan baik dari keluarga, masyarakat dan negara. Penulis sebagai seorang anak merasakan betapa berat tugas ibu. Apalagi jika seorang ibu menjadi single parent karena suaminya meninggal atau faktor lain. Tentu tugas para ibu akan semakin berat.

Tanpa mengesampingkan seorang ayah, kehadiran ibu memiliki arti yang sangat besar. Dukungan ibu bagi perkembangan anak harus benar-benar diperhatikan. Anak-anak sekarang perlu lebih banyak perhatian, komunikasi dan pendekatan. Sebab, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membuat anak terkadang jauh dari orangtuanya meski secara fisik berada dekat.

Sebagian anak-anak lebih suka bermain gadget. Terkadang dipanggil pun kurang respons. Untuk itu perlu kreativitas ibu dalam mengasuh anak-anaknya. Semasa kecil, penulis lebih banyak bermain bersama teman-teman karena gadget masih termasuk barang mewah.

Semoga para ibu mendapat dukungan penuh dari semua pihak. Sehingga, mereka lebih optimal dan maksimal menyiapkan anak-anak sebagai generasi penerus Bangsa. Selamat Hari Ibu. Semoga para perempuan Indonesia semakin berdaya.

Ferdila, mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah STAIMAS Wonogiri

Pos terkait